NAMA :
IKA SILVI
NIM :
RSA1C110017
PRODI : PGSBI KIMIA
1)
Kemukakan
pendapat anda bagaimana cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang tidak punya
potensi(tidak aktif) dapat dibuat menjadi senyawa unggul yang memiliki potensi
aktifitas biologis tinggi. Berikan contoh!
2)
Jelaskan
bagaimana idenya suatu senyawa bahan alam yang memiliki potensi biologis tinggi
dan prospektif untuk kemaslahatan makhluk hidup dapat di sintesis di
laboratorium!
3)
Jelaskan
kaidah-kaidah pokok dalam memilih pelarut untuk isolasi dan purifikasi suatu
senyawa bahan alam berikan dengan contoh untuk 4 senyawa bahan alam,
flavonoid,alkaloid,terpenoid,steroid!
4)
Jelaskan
dasar titik tolak penentuan struktur suatu senyawa organic bila suatu senyawa
bahan alam tersebut adalah kafein. Kemukakan gagasan anda hal-hal pokok apa
saja yang diperlukan untuk menentukan strukturnya secara keseluruhan!
JAWABAN
1).idenya yaitu dengan cara
mengekstraksi dan mengisolasi dimana ekstraksi merupakan suatu proses mengambil
atau menarik senyawa yang terdapat dalam suatu bahan dengan pelarut yang sesuai.
Isolasi merupakan suatu proses mengambil atau menarik senyawa yang diinginkan
dari beberapa senyawa hasil ekstraksi tersebut. Dimana proses pemisahan komponen – komponen
kimia yang terdapat suatu bahan organisme . isolasi terdiri dari pemisahan ,
pemurnian , identifikasi dan penetapan . salah satu cara isolasi umum digunakan
adalah kromatografi . pemisahan dari kromatografi ini didasarkan pada sifat
adsorbsi atau partisi dari senyawa yang dipisahkan terhadap adsorben dan cairan
pengulasi .
Kromatografi adalah cara pemisahan komponen dalam sediaan secara penyarian berfraksi , penyerapan , penukar ion pada zat berpori , atau dengan menggunakan cairan atau gas pengalir . pemisahan terjadi karena komponen cuplikan bergerak dengan jarak yang berbeda yang di sebabkan oleh perbedaan retensi komponen yang dipisahkan . terjadinya pemisaha komponen yang disebabkan oleh adanya perbedaan distribusidi antara dua fasa , yaitu fasa diam dan fasa bergerak.
Beberapa teknik kromatografi yang sering dilakukan adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom biasa, kromatografi kolom vakum cair, dan kromatografi gais-cair.
Kromatografi adalah cara pemisahan komponen dalam sediaan secara penyarian berfraksi , penyerapan , penukar ion pada zat berpori , atau dengan menggunakan cairan atau gas pengalir . pemisahan terjadi karena komponen cuplikan bergerak dengan jarak yang berbeda yang di sebabkan oleh perbedaan retensi komponen yang dipisahkan . terjadinya pemisaha komponen yang disebabkan oleh adanya perbedaan distribusidi antara dua fasa , yaitu fasa diam dan fasa bergerak.
Beberapa teknik kromatografi yang sering dilakukan adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom biasa, kromatografi kolom vakum cair, dan kromatografi gais-cair.
Contohnya: tanaman nilam yang
dari padanya dapat diperoleh minyak atsiri. Selain merupakan penghasil minyak
atsiri tanaman nilam juga mengandung senyawa terpenoid. Tanaman ini merupakan
salah satu tanaman yang dapat digunakan secara sederhana untuk tujuan
pengobatan, yaitu obat influenza, obatk kulit, damam, radang saluran nafas,
hipertensi, batu empedu, disentri, easir, dan sebagainya. Mengingat potensi yang
dimiliki oleh tumbuhan tersebut dan senyawa terpenoid merupakan senyawa yang
menarik untuk dikaji, maka penelitian mengenai kandungan senyawa terpeniod pada
daun tumbuhan nilam ini perlu dilakukan
2).obat baru yang ditemukan
dari alam biasanya menemukan kendala di industry karena jumlahnya terbatas,
terutama bila obat tersebut berasal dari invertebrata laut atau mikroba.sintesis
merupakan proses pengadaan atau memproduksi senyawa bahan alam secara masal dan
jelas, hal ini tidaklah mudah karena diversitas bahan alam yang sangat tinggi
dan rumit. contohnya keberadaan senyawa
bibenzil( flavonoid) di alam sangatlah terbatas. Karena senyawa bibenzil
memiliki aktifitas biologis yang penting , dimana memiliki aktivitas
antimitotik dan antileukimia. maka berbagai
usaha pengadaan senyawa bibenzil melalui sintesis dimana dikembangkan di
laboratorium. Senyawa bibenzil diperolehdari reaksi hidrogenasi katalitik.
3). Pemilihan
pelarut untuk ekstrasi dan isolasi harus mempertimbangkan banyak faktor.
Pelarut harus menemukan syarat – syarat sebagai berikut : murah dan mudah
diperoleh, netral tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif dan
tidak mempengaruhi zat berkhasiat. Pada penelitian digunakan beberapa pelarut
berdasarkan tingkat kepolaranya yaitu aquadest, metanol, etanol dan aseton
(Ummah, 2010).
Menurut Hukmah (2007), ada dua pertimbangan utama dalam memilih pelarut yaitu pelarut harus mempunyai daya larut yang tinggi dan pelarut tidak berbahaya atau beracun. Pelarut yang paling aman adalah aseton, etil diklorida, etanol, heksana, isopropyl alkohol dan metanol. Secara umum ekstrasi dilakukan secara berturut – turut mulai dengan pelarut non polar (n-heksan) lalu pelarut yang kepadatannya menengah (diklorometan atau etil asetat) kemudian pelarut yang bersifat polar (metanol atau etanol).
Menurut Purwanti (2009), metanol termasuk dalam menstrum (agen ekstraksi) golongan alkohol. Alkohol yang biasanya digunakan sebagai menstrum dalam ektraksi adalah golongan alkohol rendah atau yang memiliki rantai atom C pendek seperti metanol, etanol, propanol, dan butanol. Metanol lebih polar dibandingkan dengan etanol karena memiliki jumlah atom C yang lebih sedikit, sehingga senyawa yang terikat oleh kedua pelarut tersebut memilki tingkat kepolaran yang berbeda. Akan tetapi kedua pelarut tersebut termasuk golongan alkohol yang pada umunya bersifat non polar. Senyawa yang diikat oleh etanol lebih bersifat non polar dibandingkan senyawa yang terikat oleh metanol. Pada pelarut alkohol ini senyawa yang berkhasiat obat banyak tertarik atau terlarut
Menurut Hukmah (2007), ada dua pertimbangan utama dalam memilih pelarut yaitu pelarut harus mempunyai daya larut yang tinggi dan pelarut tidak berbahaya atau beracun. Pelarut yang paling aman adalah aseton, etil diklorida, etanol, heksana, isopropyl alkohol dan metanol. Secara umum ekstrasi dilakukan secara berturut – turut mulai dengan pelarut non polar (n-heksan) lalu pelarut yang kepadatannya menengah (diklorometan atau etil asetat) kemudian pelarut yang bersifat polar (metanol atau etanol).
Menurut Purwanti (2009), metanol termasuk dalam menstrum (agen ekstraksi) golongan alkohol. Alkohol yang biasanya digunakan sebagai menstrum dalam ektraksi adalah golongan alkohol rendah atau yang memiliki rantai atom C pendek seperti metanol, etanol, propanol, dan butanol. Metanol lebih polar dibandingkan dengan etanol karena memiliki jumlah atom C yang lebih sedikit, sehingga senyawa yang terikat oleh kedua pelarut tersebut memilki tingkat kepolaran yang berbeda. Akan tetapi kedua pelarut tersebut termasuk golongan alkohol yang pada umunya bersifat non polar. Senyawa yang diikat oleh etanol lebih bersifat non polar dibandingkan senyawa yang terikat oleh metanol. Pada pelarut alkohol ini senyawa yang berkhasiat obat banyak tertarik atau terlarut
Contoh:
a. ekstraki senyawa flavonoid
Pada proses ekstraksi dan isolasi sebaiknya memilih
pelarut sesuai jenis flavonoid yang
dibutuhkan sehingga mesti mempertimbangkan polaritas pelarut. Jenis
flavonoid non polar (misalnya, isoflavon,
flavanon, flavon alkohol dan flavonol) diekstraksi menggunakan
pelarut kloroform, diklorometana,
dietil eter, atau etil asetat, sementara glikosida flavonoid dan aglikon
akan lebih tepat diekstraksi dengan alkohol atau
campuran alkohol-air. Untuk glikosida kelarutannya meningkat jika dalam air atau
campuran alkohol-air.
Flavanon tertentu
dan glikosida chalcone sulit untuk larut dalam metanol, etanol, atau campuran
alkohol-air. Kelarutan flavanon tergantung pada pH air sebagai pelarut. Flavan-3-ol (seperti katekin, proanthocyanidin, dan tanin terkondensasi) umumnya dapat diekstrak secara langsung dengan air. Namun, kandungan senyawa dalam
ekstrak tidak jauh berbeda, baik itu menggunakan air, metanol, etanol, aseton, atau etil asetat. Dalam hal ini, tidak bisa
diklaim bahwa metanol adalah pelarut yang terbaik untuk catechin dan
aseton 70% untuk procyanidin, dst.
b.ekstraksi senyawa alkaloid
Jika eekstraksi dilakukan dengan cara maserasi maka pelarut
yang digunakan adalah methanol dan untuk sokletasi digunakan n-heksana seperti
mengekstraksi nikotin yaitu Ekstraksi nikotin dengan alkohol dan air. Ekstrak
ini didapatkan melalui liquid-liquid extraction menggunakan corong pisah dengan
prinsip pemisahannya berdasarkan kelarutan. Prosesnya dengan cara: dipilih pelarut
pertama, yakni akohol yang sudah dikondisikan dalam suasana basa (dengan pH =
pKa + 2) yang dapat mendispersikan senyawa uji dan pelarut ke kedua, yakni air
yang dapat melarutkan senyawa uji dan tidak bercampur dengan pelarut pertama
dan pelarut kedua sebisa mungkin mudah menguap. Setelah ekstrak daun tembakau
dalam bentuk cair didapat, ekstrak dikeringkan terlebih dulu dengan ditambahkan
bahan maltodekstrin yang dapat membantu pengeringannya.
c dan d. .ekstraksi senyawa steroid dan terpenoid
Kolesterol merupakan salah satu bagian dari senyawa steroid,
kita tahu bahwa kolesterol adalah non polar, maka jika kita ingin mengisolasi
atau mengekstraksinya maka kita harus menggunakan pelarut non polar juga
seperti etanol dan n-heksana
4). Spektroskopis NMR
Transient Ru-methyl formate intermediates generated with bifunctional transfer hydrogenation catalysts
1H NMR spectrum of a reaction mixture containing 0.024 mmol Fig. 1, 3, 5 eq. KOH, and 10 eq. CH3OH in CD3CN (reaction time is 1 h). The chemical shifts for HCOOCH3 and the monohydride catalyst ([Ru]-H) are labeled.
dari spektrum diatas menunjukkan bahwa asam asetat berada pada pada rentang pada 4.0 ppm dengan waktu 3.68 dan pada rentang 8.0 pada waktu 8.05
sedangkan Ru berada pada rentang -6.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar